-->

KONSEP METODE PEMBELAJARAN



A. PENGERTIAN METODE

Metode memiliki peran yang sangat strategis dalam mengajar. Metode berperan sebagai rambu-rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran sehingga dapat berjalan baik dan sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Karena itu, setiap guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat lain juga dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata “mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2007; 55).
Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa metode mengajar merupakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode itu sendiri merupakan salah satu sub sistem dalam sistem pembelajaran, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Oleh karena itu, salah satu masalah yang sangat memerlukan perhatian dalam kegiatan pembelajaran adalah metode pembelajaran (learning method). Pada awalnya metode ini kurang mendapatkan perhatian, karena orang berpandangan bahwa pembelajaran itu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya praktis. Jadi tidak diperlukan pengetahuan (teori) yang ada sangkut pautnya dengan pembelajaran. Orang merasa sudah mampu mengajar dan menjadi pendidik atau fasilitator kalau sudah menguasai materi yang akan disampaikan. Pandangan ini tidaklah benar. Fasilitator perlu pula mempelajari pengetahuan yang ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, khususnya metode pembelajaran, yang berguna untuk “bagaimana memproses” terjadinya interaksi belajar. Jadi metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan peserta didik terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.

Metode pembelajaran dalam implementasinya memiliki prosedur atau fase-fase tertentu. Secara garis besar dalam satu proses interaksi belajar, metode pembelajaran dikelompokkan menjadi empat fase utama, yaitu fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan.
Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk menyusun dan mempersiapkan mental set yang menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang (review) terhadap pembahasan sebelumnnya dan menghubungkan dengan pembahasan berikutnya.

Fase pembahasan dimaksudkan untuk melakukan kajian, pembahasan dan penelahaan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, peserta didik mulai dikonsentasikan perhatiannya kepada pokok materi pembahasan. Dalam fase ini perlu dicari metode yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang peserta didik dan guru.

Fase menghasilkan tahap penarikan kesimpulan bedasarkan dari seluruh hasil pembahasan yang berdasarkan pengalaman dan teori yang mendukungnya. Fase penurunan dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi peserta didik secara berangsur-angsur. Ketegangan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.

Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik pembelajaran. Secara utuh bila dirangkai dari filosofinya rangkaian itu adalah dari pendekatan, model, stategi, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu. Model merupakan orientasi filosofi dari pembelajaran. Pendekatan dan model terdapat sejumlah strategi yang dapat digunakan. Sedangkan strategi adalah pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.

Strategi ini memuat beberapa metode. Metode adalah alat untuk mencapai tujuan yang bersifat prosedural (fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan ), sedangkan teknik merupakan pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan yang bersifat implementatif. Istilah lain dari teknik pembelajaran adalah keterampilan pembelajaran
Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang paling spesifik. Keterampilan meliputi keterampilan/teknik menjelaskan, demonstrasi, bertanya, dan masih banyak lagi’

Keterampilan/teknik menjelaskan
Penjelasan perlu diberikan untuk membantu peserta didik mencapai atau mendalami pemahaman konsep, serta memahami generalisasi. Untuk tujuan ini guru perlu memilih konsep dan definisi yang cocok begitu pula dengan contoh dan yang bukan contoh. Penjelasan hendaknya dapat menunjukkan:
• hubungan sebab akibat,
• kejadian yang diatur oleh suatu keteraturan dan hukum,
• prosedur atau proses,
• tujuan suatu kegiatan atau proses.

Keterampilan/teknik demonstrasi
Seringkali peserta didik belajar dari apa yang dilakukan oleh orang lain. Sebuah demonstrasi dapat menentukan hubungan antara kengetahui sesuatu dengan dapat melakukan sesuatu. Riset menunjukkan bahwa demonstrasi efektif jika tepat, peserta didik dapat mengamati dengan baik dan memahami apa yang sedang terjadi dan jika penjelasan dan diskusi dilakukan ketika demonstrasi sedang berlangsung.

Keterampilan bertanya
Diantara keterampilan pembelajaran, bertanya merupakan keterampilan utama dalam pembelajaran. Pertanyaan baik digunakan jika:
• partisipasi peserta didik menjadi tinggi apabila pertanyaan diajukan
• terjadi campuran antara level kognitif tinggi dan rendah
• pemahaman pemahaman semakin meningkat
• pemikiran peserta didik terangsang
• balikan dan penguatan terjadi
• kemampuan berfikir kritis demakin tajam
• kreativitas peserta didik didorong
Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapaidan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, guru mungkin memberikan informasi melalui metode ceramah (dari strategi pembelajaran langsung) sementara mereka juga menggunakan metode interpretive untuk meminta peserta menentukan informasi yang signifikan dari informasi yang dipresentasikan (dari strategi pembelajaran tak langsung).

B. KLASIFIKASI METODE

Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung pada penggunaan metode yang tepat. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik atau buruk. Yang ada adalah guru yang cakap dengan tidak cakap dalam memilih dan mempergunakan metode dalam pembelajaran.
Klasifikasi metode pembelajaran, hanya untuk memudahkan guru dalam memilih metode sesuai dengan strategi yang akan dipilih. Untuk itu klasifikasi disini didasarkan pada strategi pembelajaran. Klasifikasi metode pembelajaran
  1. Strategi pembelajaran langsung, Strategi pembelajaran langsung sangat diarahkan oleh guru. Metode yang cocok antara lain: ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, dan drill.
  2. Strategi pembelajaran tidak langsung, Sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Strategi ini berpusat pada peserta didik. Metode yang cocok digunakan antara lain: inkuiri, studi kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
  3. Strategi pembelajaran interaktif, Menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik, maka metode yang cocok antara lain: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau projek, kerja berpasangan.
  4. Strategi pembelajaran mandiri, Merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam merencanakan dan memacu belajarnya sendiri. Dapat dilaksanakan sebagai rangkaian dari metode lain atau sebagai strategi pembelajaran tunggal untuk keseluruhan unit. Metode yang cocok antara lain: pekerjaan rumah, karya tulis, projek penelitian, belajar berbasisi komputer, E-learning.
  5. Belajar melalui pengalaman, Berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif. Metode yang cocok antara lain: bermain peran, observasi/survey, simulasi.


Berdasarkan beberapa pendekatan yang dilakukan, metode pembelajaran dibagi kedalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

  1. Berdasarkan pemberian informasi, yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan lain sebagainya.
  2. Berdasarkan pemecahan masalah, yaitu: metode curah pendapat, metode diskusi kelompok, metode rembuk sejoli, metode panel, metode seminar, dan lain sebagainya.
  3. Berdasarkan penugasan, yaitu: metode latihan, metode penugasan, metode permainan, metode kerja kelompok, metode studi kasus, dan metode karya wisata.


C. FAKTOR-FAKTOR DALAM MENENTUKAN METODE PEMBELAJARAN

Sebelum mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan metode pembelajaran, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip metode pembelajaran. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam pembahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran. Prinsip umum penggunaan metode pembelajaran adalah bahwa tidak semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan keadaan pembelajaran berlangsung. Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan relevan dengan tujuan pembelajaran tertentu namun tidak cocok untuk tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain, semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Guru sebagai agency of change harus mampu memillih metode yang tepat sesuai dengan tujuan dan keadaan pembelajaran. Kesalahan dalam memilih metode dalam mengajar berarti guru telah merancang kegagalan dalam pembelajaran.
Sebagai guide dalam memilih metode yang tepat, ada empat prinsip umum dalam menentukan metode pembelajaran, di antaranya;
1. berorientasi pada tujuan pembelajaran
2. berorientasi pada aktivitas peserta didik
3. berorientasi pada individualitas, dan
4. berorientasi pada integritas.

Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan peserta didik, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu metode pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu metode yang harus digunakan guru akan tetapi hal ini sering dilupakan guru. Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan metode ceramah, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan metode yang demikian. Hal ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan peserta didik terampil menggunakan alat ter¬tentu, katakanlah terampil menggunakan termometer sebagai alat pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan metode ceramah saja. Untuk mencapai tujuan yang demikian, peserta didik harus berpraktik secara langsung. Demikian juga, manakala kita menginginkan agar peserta didik dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu negara, tidak akan efektif kalau menggunakan metode diskusi untuk memecahkan masalah. Untuk me¬ncapai tujuan yang demikian guru cukup menggunakan metode ceramah atau pengajaran secara langsung.

Aktivitas peserta didik. Belajar bukan sebatas aktivitas menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat (learning by doing) yakni memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, metode pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktifitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap peserta didik yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

Individualitas. Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Walaupun guru mengajar sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai dalah perubahan prilaku setiap siswa. Sama seperti seorang dokter. Dikatakan seorang dokter yang jitu dan profesional manakala ia menangani 50 orang pasien, seluruhnya sembuh; dan dikatakan dokter yang tidak baik manakala ia menangani 50 orang pasien, 49 sakitnya bertambah parah atau malah mati. Demikian juga halnya dengan guru, dikatakan guru yang baik dan profesional manakala ia menangani 50 orang peserta didik, seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang peserta didik, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah peserta didik sebaiknya standar ke¬berhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.

Integritas. Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara terintegrasi (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik). Penggunaan metode diskusi, contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus terdorong peserta didik agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan, misalkan mendorong agar peserta didik dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong peserta didik agar berani mengeluarkan gagasan atau ide yang orisinil, mendorong peserta didik untuk bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.

Di samping itu, dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pen¬didikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditentukan faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam menentukan metode pembelajaran, antara lain:
1. tujuan pembelajaran
2. kemampuan guru
3. kemampuan peserta didik
4. jumlah peserta didik
5. jenis materi
6. waktu
7. fasilitas yang ada.
Tujuan pembelajaran merupakan kriteria terpenting di dalam menentukan metode pembelajar, nkarena metode merupakan cara menyajikan isi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam tujuan pembelajaran terdapat kompentesi yang diharapkan dikuasai peserta didik di akhir pembelajaran. Misalnya, terdapat suatu indikator sebagai berikut: peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi minimal 7 tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak. Kemampuan yang diharapkan dari indikaor itu adalah peserta didk dapat mengidentifikasi. Untuk mengidentifikasi ada beberapa alternatif penggunaan metode dan teknik pembelajarannya. Misalnya prosedur/langkah yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

1. Peserta didik diminta untuk mengamati bayi dan anak-anak
2. Peserta didik diminta membaca buku tentang perkembangan masa bayi dan anak-anak
3. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil bacaanya
4. Peserta didik diminta membandingkan perkembangan masa bayi dan anak-anak
Dari contoh di atas terlihat bahwa metode utama yang digunakan adalah studi kasus, dan diskusi, dengan 4 langkah teknik seperti di atas. Keempat langkah tersebut dinamakan strategi pembelajaran.

Kemampuan guru merupakan pertimbangan di dalam pemilihan metode, sebab guru itulah yang melakukan pembelajaran. Sebaik apapun metode tersebut apabila guru yang melaksanakan tidak menguasai penggunaannya, maka metode tersebut tidak akan baik. Begitu juga tentang kemampuan peserta didik. Guru harus memperhatikan kemampuan intelektual anak, sehingga tepat penggunaan metodenya.

Jumlah peserta didik perlu digunakan dalam penentuan metode, misalnya bila jumlah peserta didik banyak, maka lebih efisien menggunakan metoda ceramah dan tanya jawab dibandingkan metode yang lain. Dan pertimbangan jenis materi juga sangat penting, karena jenis materi tertentu mempunyai kespesifikan masing-masing dalam menggunakan metode.

Waktu juga mempengaruhi guru di dalam menetukan metode, misalnya karena sesuatu hal maka waktu belajar peserta didik banyak digunakan kegiatan lain. Untuk itu guru harus mencari alternatif metode dengan waktu singkat mendapatkan materi yang banyak. Begitu juga dengan fasilitas. Fasilitas juga mempengaruhi penentuan metode. Misalnya menurut jenis materinya maka metode yang harus digunakan adalah metode pengamatan/pratikum, karena alat dan bahan kurang dapat diganti dengan demontrasi.

Dalam memilih metode seorang guru harus memegang prinsip-prinsip antara lain:
1. Efektif dan efisien.
2. Digunakan secara bervariasi.
3. Digunakan dengan memadukan beberapa metode.

Efektif dan efisien harus selalu dipikirkan dalam penggunaan metode karena untuk supaya tidak terjadi pemborosan waktu maupun biaya dalam pembelajaran. Sedangkan variasi dan pemaduan penggunaan sangat menguntungkan karena untuk megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Perlu diketahui juga bahwa di dalam memandang keunggulan dan kelemahan metode perlu juga dipikirkan tentang prinsip-prinsip belajar, antara lain:

1. Prinsip motivasi.
2. Prinsip-prinsip keaktifan.
3. Prinsip umpan balik dan penguatan.
4. Prinsip kecepatan belajar.

Motivasi adalah pendorong tingkah laku peserta didik ke arah tujuan tertentu. Kaitannya dengan metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yang dapat menarik peserta didik, sehingga peserta didk berminat untuk belajar, ingin kerja keras, dan berusaha menyelesaikan tugas hingga selesai. Hal ini juga dapat dilakukan guru dengan menggunakan variasi metode untuk mengurangi kebosanan peserta didik. Karena kebosanan akan mengurangi minat peserta didik untuk belajar.

Keaktifan dapat didorong dengan dengan mengaitkan pengalaman peserta didik dengan pengetahuan yang baru. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yang dapat mangaktifkan proses berpikir peserta didik dengan menghubungkan pengalaman lama mereka dengan pengetahuan yang baru diajarkan. Keaktifan peserta didik akan menurun bila tidak mendapatkan umpan balik, sehingga memberikan penguatan atas upaya yang dilakukan peserta didik.

Dipandang dari kecepatan belajar, peserta didik dapat dibedakan menjadi peserta didik yang cepat belajar, dan peserta didik lambat belajar. Dengan adanya perbedaan peserta didik ini guru harus pandai-pandai memilih metode supaya tidak menimbulkan frustasi bagi peserta didik.

Sumber : Buku 53 Metode Belajar Pembelajaran

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel